Senin, 18 Juni 2012
Teman, itu adalah hari terakhir dimana aku melihatmu duduk manis bersanding dengan sahabatku, kekasihmu sebelum kepergianmu.. tanpa pamit dan meninggalkan sepatah kata untuk salam pertemanan dan salam perpisahan, kau pergi dengan ketenangan yang abadi. tidak banyak bicara, kau hanya duduk diam dengan jaket merahmu yang akhir-akhir ini sering kau kenakan. sambil membuka selembar demi selembar buku kecil yang kau baca, kau hanya terus tersenyum kecil dengan manisnya. hari itu, aku sangat tidak mengenalimu.. binar wajahmu sungguh berbeda. kau lebih banyak terdiam dibanding saat kita sering bertemu di kantin. aku fikir, itu bukan pertanda sesuatu..
Rabu, 20 Juni 2012
Pada saat itu, kami sedang dalam perjalanan menuju ke rumah salah satu sahabat kami. Salah satu dari kami mendapat kabar dari kekasihnya, bahwa ada sebuah kecelakaan yang memakan korban. dengan kepala yang pecah dan helm yang dikenakan sudah agak “peot”. entah itu siswa dari sekolah kami atau siswa dari sekolah tetangga kami. kami masih belum mengetahuinya bahwa korban kecelakaan itu adalah dia. Sepanjang perjalanan, kami terus bertanya-tanya dengan diiringi rasa penasaran.. dan tidak lama kemudian, Regar.. yaa, dia mendapat kabar, bahwa korban kecelakaan tersebut ialah kekasih dari sahabat kami, Wahyu. kekasihnya, ialah teman kami juga. Percaya tidak percaya, kami coba menyangkal pernyataan tersebut. shock, terdiam sesaat, kami masih tidak yakin. sampai akhirnya, aku menghubungi Wahyu. Polisi menyatakan kepada Wahyu bahwa Nola, telah meninggal dunia. kami makin tidak percaya. dan sampai pada akhirnya, teman-teman kami mengupdate foto dari jenazah Nola di BBM dan pada saat itulah mau tak mau kami harus mempercayainya. serentak aku terbawa oleh suasana yang haru dan tidak dapat menahan air mata yang jatuh begitu saja. ternyata hanya sesingkat ini pertemuan kita. “Innalillahiwainnaillahirojiun” . . Sore yang sangat cerah dengan panasnya yang menyengat. aku beserta teman-temanku turut menghantarkan jenazah dari Nola ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Sedihku melihat salah satu sahabatku berduka..
dukamu ialah dukaku, kawan. duka mendalam yang menyisakan luka, yang mungkin tak akan bisa terobati meski sudah terlupakan. memang. . bukan ini yang kita mau, tetapi takdir ini sudah menjadi pilihanNya. karena sudah dari dasarnya manusia terbuat dari saripatih tanah, maka hal nya lah kita akan kembali seperti asal mulanya. hanya bertilamkan tanah dan kain kafan yang menjadi selimutnya. kita akan tinggal bersama penghuni bawah tanah, tanpa keluarga, sahabat atau kekasih.. Selamat jalan Nola, Putri yang tertidur lelap bersama kedamain yang dibawanya. kami akan menjaga kekasihmu sebaik mungkin dan coba menghiburnya tanpa ragu :) segala do’a kami untukmu, semoga tenang dan di tempatkan disisiNya. Amiin ~
- R.I.P Nola Dianita Putriani -
*The Adventure Time*
Senin, 28 Januari 2013
Jingga Untukmu, Senja
Tanpa keluh, peluhku terus menetes membasahi wajah kusam yang dipenuhi bintik hitam. untuk apa terus berangan? sedang keinginan tidak juga terwujud. bukan, bukan mengeluh.. hanya saja penat yang amat berlebih yang aku rasa, inginnya tidak pernah ditepati. seteguk, dua teguk air liur yang kau telan.. apa itu sudah cukup memuaskan dahagamu, teman? katakan saja. jika kurang, akan aku tambahkan dengan peluhku yang tidak berhenti menetes.. atau air mata yang jatuh beringingan dengannya. hanya itu saja yang aku punya. dan aku harap kau jangan meminta lebih.. matahari sore ini tidak seperti biasanya, tetapi dengan warnanya yang agak sedikit pudar dan tertutup awan, tetap saja binar cahayanya tidak pernah lepas untuk menebarkan jingga indahnya. matahari saja tidak pernah lelah, tidak pernah mengeluh untuk bersinar sepanjang hari, esok, dan seterusnya.. lalu, kenapa aku harus??… aahh, tidak juga :)
kau.. apakah kau juga melihat jingga indah yang sama di sana? lebih indah dari kedua bola mataku, bukan? kali ini kau berbohong :) aku yakin, jika saja saat ini aku menatap kedua matamu, kebohongan itu akan sangat jelas terlihat. mungkin kau memang pandai berbohong demi kebahagiaanku, tapi sorot matamu tidak amat pandai untuk menyembunyikannya. aku pun mengakui, ini salah satu dari jingga terindah yang pernah aku lihat. andai ada tuas yang bisa mengulang terjadinya matahari terbenam, akan aku naik turunkan berulang kali. pasti itu sungguh menyenangkan.. awan-awan itu seperti berjelaga di sekitarnya. sungguh maha karya nan sempurna. Tuhan, seperti inikah caramu memaksa mataku untuk tertutup demi dinginnya malam yang akan kunjung larut? Kau berikan kami kilasan keindahan senja disaat malamMu akan segera tiba. kau buka dengan kilas pencahayaan yang sempurna dan kau tutup dengan kegelapan yang cukup membuatku merasa tidak nyaman.
Matahari mulai menenggelamkan diri, beranjak ke tempat lain untuk disinari. bukan berarti dia juga ikut beristirahat, tidak. matahari selalu berkeliling dunia, menurutku. senja yang oranye.. sedikit demi sedikit, warna-warni sore mulai pudar. beranjak senja lalu malam. masih kah kau duduk merenung akan kebahagiaan yang akan datang dimasa nanti? perlu difikirkan :) cukuplah, tidak perlu meragu dengan hal baik yang akan terjadi. senyuman mendatangkan kebaikan yang tidak terhingga. pernah kah kau mengalaminya? jangan bilang tidak, sebab tentu saja pernah.
Jika jingga teruntuk senja, senja teruntuk malam.. maka akan aku katakan bahawa malam teruntukmu, dia.. esok kita akan bertemu lagi dengan jingganya soremu. suatu saat, warna jingga dan oranye itu akan kita lukis di selembar kertas putih nan bersih yang akan di penuhi coretan pensil warna yang mempunyai warna-warni lebih dibandingkan sore dan senja. dan itu akan lebih mengisi hari-hari kita untuk kita lalui. ingat! tanpa keluh meski berpeluh.. seteguk kebersamaan, itulah yang seharusnya bisa memuaskan dahaga kita. percayalah, semua akan baik saja :)
- Villiyent Amran -
kau.. apakah kau juga melihat jingga indah yang sama di sana? lebih indah dari kedua bola mataku, bukan? kali ini kau berbohong :) aku yakin, jika saja saat ini aku menatap kedua matamu, kebohongan itu akan sangat jelas terlihat. mungkin kau memang pandai berbohong demi kebahagiaanku, tapi sorot matamu tidak amat pandai untuk menyembunyikannya. aku pun mengakui, ini salah satu dari jingga terindah yang pernah aku lihat. andai ada tuas yang bisa mengulang terjadinya matahari terbenam, akan aku naik turunkan berulang kali. pasti itu sungguh menyenangkan.. awan-awan itu seperti berjelaga di sekitarnya. sungguh maha karya nan sempurna. Tuhan, seperti inikah caramu memaksa mataku untuk tertutup demi dinginnya malam yang akan kunjung larut? Kau berikan kami kilasan keindahan senja disaat malamMu akan segera tiba. kau buka dengan kilas pencahayaan yang sempurna dan kau tutup dengan kegelapan yang cukup membuatku merasa tidak nyaman.
Matahari mulai menenggelamkan diri, beranjak ke tempat lain untuk disinari. bukan berarti dia juga ikut beristirahat, tidak. matahari selalu berkeliling dunia, menurutku. senja yang oranye.. sedikit demi sedikit, warna-warni sore mulai pudar. beranjak senja lalu malam. masih kah kau duduk merenung akan kebahagiaan yang akan datang dimasa nanti? perlu difikirkan :) cukuplah, tidak perlu meragu dengan hal baik yang akan terjadi. senyuman mendatangkan kebaikan yang tidak terhingga. pernah kah kau mengalaminya? jangan bilang tidak, sebab tentu saja pernah.
Jika jingga teruntuk senja, senja teruntuk malam.. maka akan aku katakan bahawa malam teruntukmu, dia.. esok kita akan bertemu lagi dengan jingganya soremu. suatu saat, warna jingga dan oranye itu akan kita lukis di selembar kertas putih nan bersih yang akan di penuhi coretan pensil warna yang mempunyai warna-warni lebih dibandingkan sore dan senja. dan itu akan lebih mengisi hari-hari kita untuk kita lalui. ingat! tanpa keluh meski berpeluh.. seteguk kebersamaan, itulah yang seharusnya bisa memuaskan dahaga kita. percayalah, semua akan baik saja :)
- Villiyent Amran -
Langganan:
Postingan (Atom)